Jumat, 20 Maret 2015

Debat Konflik

Oke, di sini saya akan bahas tentang mudahnya belajar konflik. Beberapa guru mungkin akan menggunakan metode studi kasus dengan tugas mencari kasus melalui media massa lalu dianalisis kelompok dan dipresentasikan. Metode ini memang cukup mudah dan semua siswa dapat berperan aktif seperti keinginan kurikulum 2013. Namun saya akan menawarkan ide lain, debat.

Kita semua tentu sering melihat bagaimana pemberitaan televisi selalu memasukan debat ke dalam diskusi acara mereka? Misalnya saja pada kasus kenaikan harga BBM, maka stasiun tv tersebut akan mengundang menteri ESDM, pakar ekonomi, dan pengamat politik. Lalu diperpanas dengan siaran langsung reporter di tempat demonstrasi dan telepon interaktif dari masyarakat umum.

Debat dalam metode pembelajaran konflik, tentu akan dibuat lebih sederhana. Hadirkan saja kasus yang hanya melibatkan kedua kelompok, misalnya: pro-kontra UN Online, pro-kontra keberadaan perusahaan asing di Indonesia, atau KPK vs POLRI. Dalam metode ini tidak ada makalah, yang ada hanya data. Setiap kelompok harus mencari data sedetail mungkin untuk menguatkan argument mereka.
 
Adapun mekanismenya seperti ini:
1. Kelompok ditentukan oleh guru (pastikan anak-anak yang pinter ngomong disebar rata)
2. Tema debat (pro-kontra) diambil dengan cara undian biar adil. Misal: (1) Pro UN Online, (2) Kontra UN Online, (3) Ahok, (4) H. Lulung, dst
3. Untuk maju debat diambil juga melalui undian biar adil. Example: (1) pro-kontra UN Online, dst
4. Dalam 2x45 jam sosiologi di pake untuk debat. Dalam satu debat 2 kelompok, 1 masalah maju. (Ex: pro-kontra un online)
5. Masing kelompok mengutarakan data-data atau kelebihan dari kelompoknya. Lalu kemudian disusul pertanyaan, sanggahan, ataupun penguatan (bisa dari penonton, atau kelompok lawan)
6. Di sini saya mempersilahkan siswa untuk membawa HP guna mencari informasi melalui internet.
7. Nilai diambil dari keberanian mereka mengutarakan pendapat. Jadi sampaikan ke anak-anak bahwa nilai diambil dari pendapat agar semua siswa tergerak untuk bicara walaupun hanya 1 pernyataan.

Setelah semua debat selesai, barulah guru mmeberikan skema konflik menggunakan analisis faktor penyebab dan jenis konflik.

Lalu diakhiri dengan tugas paper bagi setiap kelompok untuk memberikan saran tentang cara penyelesaian konflik tersebut menggunakan materi akomodasi :)

Bagaimana, cukup menarik bukan? Selamat mencoba ya bapak/ibu guru :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar